Kamis, 09 Februari 2012

Syair Tanpa Usul / Tanpo Waton

Syair “TANPO WATON “

ا ستغفرالله رب البرايا * استغفرالله من الخطايا
رب زد ني علمانافعا * ووفقني عملا صالحا
يا رسول الله سلام عليك * يارفيع الشان و الدرج
عطفـة ياجيرة العالم * يااهيل الجود و الكرم
Ngawiti ingsun nglaras syi’iran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan 2x

Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syareat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro 2X

Akeh kang apal Quran Haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale 2X

Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare dunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nisto 2X

Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sa'pranatane
nggo ngandelake iman tauhide
Baguse sangu mulyo matine 2X

Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma'rifate
Ugo haqiqot manjing rasane 2X

Al Quran Qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis iso diwoco
Iku wejangan gusu waskito
Den tancepake ing jero dodo 2X

Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu'jizat rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman 2X

Kelawan Alloh kang moho suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadlohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X

Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo nadjan pas-pasan
Kabeh tinakdir saking pengeran 2X

Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podo rukun ojo dursilo
Iku sunnahe rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kito 2X

Ayuh nglakoni sekabehane
Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senadjan asor toto dzohire
Ananging mulyo maqom drajate 2X

Lamun palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese 2X




يا رسول الله سلام عليك * يارفيع الشان و الدرج
عطفـة ياجيرة العالم * يااهيل الجود و الكرم
…..Al-faatihah….
Terjemahan Bahasa Indonesia kurang lebih seperti berikut :

Aku memulai menembangkan sya’ir
Dengan memuji kepada Tuhan
Yang member rahmat dan kenikmatan
Siang dan malam tanpa perhitungan 2x

Wahai para sahabat pria dan wanita
jangan hanya belajar syari’at saja
Hanya pandai bicara,menulis dan membaca
Akhirnya hanya akan sengsara 2x

Banyak yang hafal Qur’an dan hadistnya
Suka mengkafirkan orang lain
Kekafirannya sendiri tak diperhatikan
Kalau masih kotor hati akalnya 2x

Mudah tertipu nafsu angkara
Dalam hiasan gemerlapnya dunia
Iri dan dengki kekayaan tetangga
Maka hatinya gelap dan nista 2x

Mari saudara jangan melupakan
Kewajiban mengaji lengkap dengan aturannya
Unutk menebalkan iman tauhidnya
Bagusnya bekal mulia matinya 2x

Yang disebut orang shaleh itu bagus hatinya
Karena sempurna seri keilmuannya
Melakukan thariqat dan ma’rifatnya
Juga hakekat meresap rasanya 2x

Al-qur’an qodhim wahyu yang mulia
Tanpa ditulis bisa dibaca
Itu wejangan guru yang waskita
Ditancapkan ke dalam dada 2x

Tertempel di hati dan pikiran
Merasuk ke dalam badan dan tubuh
Mu’jizat rasul ( Al-qur’an ) jadi pedoman
Sebagai jalan masuknya iman 2x

Kepada Allah yang Maha suci
Harus mendekatkan diri siang malam
Diusahakan dan dilatih
Dzikir dan suluk jangan dilupakan 2x

Hidupnya tentram dan merasa aman
Itulah perasaan tanda beriman
Sabar menerima meski pas-pasan
Semua yang ditakdirkan dari Tuhan 2x

Terhadap teman , saudara dan tetangga
Yang rukunlah jangan bertengkar
Itu sunnah Rasul yang mulia
Nabi Muhammad suri tauladan kita 2x

Mari jalani semuanya
Allah yang akan mengangkat derajatnya
Meskipun rendah secara lahiriah
Namun mulia kedudukan derajatnya disis Allah 2x

Ketika ajal telah datang di Akhir
Tidak tersasar roh dan sukmanya
Disanjung Allah surga tempatnya
Utuh jasadnya juga kain kafannya 2x

Rabu, 01 Februari 2012

Tarekat dan Tasawuf

TAREKAT DAN TASAWUF

Oleh : Bambang Dwi Atmoko
Tulisan ini kami ambil dari buku Kuliah Ilmu Tasawuf, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah, Pondok Pesantren Suryalaya 2008. Yang ditulis oleh : Dr. H. Cecep Alba, MA dan Drs. H. Suhrowari, M.Ag. Semoga tulisan ini bermanfaat khusunya bagi mereka yang sedang mendalami Ilmu Tasawuf.
Tarekat dalam system ajaran Islam
Terekat merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Islam tanpa tarekat bukanlah Islam kaffah sebagai yang diajarkan Rasulullah saw. Islam kaffah adalam Islam yang terpadu di dalamnya aspek aqidah, syari’ah dan haqiqah. Dari aqidah lahir tauhid, dari syari’ah  lahir fikih dan dari haqiqah lahir tasawuf yang kemudian melahirkan tarekat Terakat Qidiriyayh wa Naqsabandiyah adalah salah satu aliran dalam tasawuf yang substansi ajarannya merupakan gabungan dari dua tarekat yaitu tarekat Qodiriyyah dan Naqsabandiyah. Secara keilmuan dari aqidah lahir ilmu aqa’id, ilmu tauhid, teologi Islam dan ilmu kalam, dari syari’ah lahir ilmu Fikih dengan segala cabangnya dan dari aspek haqiqah lahir ilmu tasawuf dan terekat. Imam al-Gazali biasanya menggunakan istilah tauhid, fikih dan tasawuf untuk memberikan padanan pada ketiga aspek aqidah, syari’ah dan haqiqah.
Arti dasar tarekat adalah jalan. Dan yang dimaksud adalah jalan yang harus dilalui oleh seorang salik untuk menuju pintu-pintu Tuhan. Secara keilmuan¸tarekat dapat dibedakan dari aqidah dan syari’ah tetapi dalam aplikasinya tarekat tidak dapat dipisahkan dari kedua aspek tersebut. Itulah sebabnya ada sementara pakar yang menyatakan bahwa tarekat sebenarnya merupakan inti ajaran Islam. Statemen terakhir tidaklah keliru kalau yang dimaksud adalah substansi ajaran tarekat. Imam Malik r.a. berkata sebagai dikutip oleh Imam Al Gazali : “barang siapa bertasawuf tanpa fikih maka dia zindik dan barang siapa berfikih tanpa tasawuf maka dia masih fasik dan barang siapa yang bersilam dengan memadukan antara fikih dan tasawuf benarlah dia dalam berislam”
Tarekan tidak dapat diamalkan sendiri tanpa syari’ah seperti halnya syari’ah tidak dapat diamalkan tanpa landasan aqidah, yang benar adalah aqidah sebagai landasan, ia bagaikan akar sebuah pohon, syari’ah laksana pohon dan ranting sementara haqiqah adalah buah dari metabolisme yang ada dalam sistem pohon tersebut.
Syari’at itu terkait dengan hakikat dan hakikat terkait dengan syari’at. Tiap tiap syari’at yang tidak dikuatkan dengan hakikat, tidak diterima. Dan tiap tiap hakikat yang tidak dibuktikan dengan syari’at pun tidak diterima. Syari’at itu mempersembahkan ibadah kepada Allah dan hakikat itu memperoleh musyahadah dari Nya. Ahli zahir adalah ahli syari’at sementara ahli batin adalah ahli hakikat. Jika terpilih kedua duanya maka merupaka ajaran Islam yang sebenarnya. Nabi s.a.w. bersabda : “syari’ah itu ucapan, Terakat itu perbuatan, Hakikat itu keadaan dan Ma’rifah itu modal pokok”
Secara etimologi TQN berasal dari dua istilah yakni Tarekat Qodiriyyah dan Naqsabandiyah. Secara eksplisit kedua tarekat ini dipadukan oleh seorang Maha Guru Tasawuf yaitu Syaikh Ahmad Khotib Sambas. Qodiriyyah adalah nama sebuah terekat yang dinisbahkan kepada pendirinya yaitu Sultan al-Auliya Syaikh Abdul Qodir al-Jailani. Sementara Naqsyabandiyah adalah tarekat yang dinisbahkan kepada pendirinya yaitu Syaikh Bahaudin an-Naqsyabandi.
Perpaduan tersebutlah yang diyakini oleh Maha Guru Syaikh Ahmad Khotib Sambas bahwa kesempurnaan pengamalan tarekat ada dalam keterpaduan Tarekat Qodiriyyah dan Naqsabandiyah.
Tasawuf
Asal Usul Tasawuf.
Pertama, secara etimologi tasawuf diambil dari kata “suffah” yaitu sebuah tempat di masjid Rasulullah s.a.w. (masjid Nabawi) yang dihuni oleh sekelompok sahabat yang zuhud yang konsentrasi beribadah kepada Allah sambil menimba ilmu dari Rasulullah. Kedua¸tasawuf diambil dari kata “sifat” dengang alasan bahwa sufi para sufi suka membahas sifat-sifat Allah sekaligus mengaplikasikan sifat sifat Allah tersebut dalam perilaku mereka sehari hari sehingga sifat-sifat itu menjadi kepribadiannya. Ketiga, tasawuf berasal dari akar kata “süfah” artinya selembar bulu, sebab para sufi dihadapan Tuhannya merasa bagaikan selembar bulu yang terpisah dari kesatuannya yang tidak mempunyai nilai apa-apa. Keempat, tasawuf diambil dari kata “shofia” yang artinya al-hikmah (bijaksana) sebab para sufi selalu mencari hikmah ilahiyah dalam kehidupannya. Kelima, sebagai yang dikemukakan oleh al-Busti seorang pakar tasawuf, menyatakan bahwa taswuf berasal dari akar kata “as-Safa” yang artinya suci, bersih dan murni, sebab para sufi membersihkan jiwanya hingga berada dalam kondisi suci dan bersih. Ada juga yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari akar kata “süf” yang artinya bulu domba (wool), dengan dasar argumentasi di masa silam para sufi selalu memakai pakaian wool kasar yang terbuat dari bulu binatang sebagai tanda kesederhanaan hidup mereka. Sikap asketis ini sebagai reaksi atas kehidupan mewah yang telah melanda dunia islam pada saat itu.
Diantara pendapat tentang asal usul “tasawuf” menurut Ahmad as-Sirbasi, pendapat al-Butsi lah yang paling kuat dan rajih, sebab kenyataannya tasawuf adalah upaya pensucian hati supaya dekat dengan Allah. Adapun pendapat Ibnu Khaldun bahwa “tasawuf” yang berasal dari akar kata “süf” yang berarti wool kasar adalah lebih kuat sebab kenyataannya pada waktu itu para sufi biasa memakai wool kasar sebagai tanda kesederhanaan.
Dilihat dari tujuannya, seperti telah disinggung diatas, tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah dengan cara mensucikan hati (tasfiat al-Qalbi). Allah Yang Maha Suci tidak dapat didekati kecuali oleh manusia yang suci. Manusia yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan malah dapat melihat Tuhan (al Mari’fah). Bagaimana cara mensucikan hati, di dalam tasawuflah diterangkan teorinya.
Pengertian Tasawuf secara Terminologi.
Menurut Muhammad bin Ali al-Qasab, guru Imam Junaid al-Bagdadi, tasawuf adalah akhlak mulia yang nampak di zaman yang mulia dari seorang manusia mulia bersama kaum yang mulia. Sedangkan menurut al-Junaid al-Bagdadi (w 297 H) tasawuf adalah : “engkau ada bersama Allah tanpa ‘alaqah (tanpa perantara)”
Dalam statemen yang lebih lengkap[ ia mengatakan “tasawuf adalah Allah mematikanmu, Allah menghidupkanmu dan kamu ada bersama Allah tanpa perantara”.
Syaikh Samnun al-Muhib (w.297 H) berkata tasawuf adalah : “engkau tidak memiliki sesuatu dan engkau tidak dimiliki oleh sesuatu”.
Usman al-Makki berpendapat bahwa tasawuf adalah keadaan dimana seorang hamba setiap waktu melakukan sesuatu perbuatan (amal) yang lebih baik dari waktu yang sebelumnya.
Sirii as-Saqoti (w.251 H) berkata : “tasawuf adalah suatu nama bagi tiga makna, yaitu Nur ma’rifat nya tidak memadamkan cahaya kewaro’annya, tidak berbicara tentang ilmu batin yang bertentangan dengan makna zahir al-Kitab atau sunnah, dan tidak terbawa oleh karomahnya untuk melanggar larangan Allah”
Sementara Bisr Ibn al-Haris (w.227 H) menyatakan : “orang sufi adalah orang yang telah suci bersih hatinya hanya bagi Allah”
Sedangkan ilmu tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui keadaan jiwa manusia, bagaimana cara-cara mensucikan jiwa dari berbagai sifat yang tercela dan menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji dan bagaimana cara mencapai jalan menuju Allah.
Obyek ilmu tasawuf adalah perbuatan hati dan panca indra ditinjau dari segi cara pensuciannya.
Buah ilmu tasawuf adalah terdidiknya hati dan mengetahui (ma’rifah) terhadap ilmu gaib secara ruhani, selamat di dunia dan bahagia di akhirat, dengan mendapat rido Allah, memperoleh kebahagiaan abadi, hati bersinar dan suci sehingga terbukalah kepada sufi tersebut perkara-perkara yang gaib dan dapat menyaksikan keadaan-keadaan yang mena’jubkan.
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang paling mulia karena berkaitan dengan ma’rifah kepada Allah Ta’ala dan mahabbah kepada-Nya Ilmu tasawuf adalah ilmu yang paling utama secara mutlak.
Hubungan ilmu tasawuf dengan ilmu yang lain. Bahwa ilmu tasawuf adalah ilmu yang pokok dan syarat utama bagi disiplin ilmu yang lain, sebab tidak akan ada ilmu dan amal kecuali dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah. Jadi nisbah ilmu tasawuf terhadap ilmu yang lain bagaikan bisbah ruh dan jasad. Ilmu tasawuf adalah ruh, sementara ilmu yang lain adalah jasad. Jasad tidaklah dapat hidup tanpa ruh.
Pencipta ilmu tasawuf adalah Allah Tabaraka wa Ta’ala. Allah mewahyukan ilmu ini kepada Rasulullah dan para Nabi yang sebelumnya. Tasawuf adalah ruh syari’ah dan ruh bagi agama-agama lain yang diturunkan Allah seluruhnya.
Ilmu tasawuf mempunyai beberapa nama, sebagai berikut : Ilmu Batin, Ilmu al-Qolbi, Ilmu Laduni, Ilmu Mukasyafah, Ilmu Asrar, Ilmu Maknun dan Ilmu Hakikat.
Sementara pilar ilmu tasawuf ada lima perkara : (1) Tawaqal (bertakwa kepada Allah) baik sewaktu sirr maupun ‘alaniyah (terbuka); (2) Mengikuti sunnah baik qauli maupun fi’il serta mengaktualisasikannya dalam penjagaan diri dan akhlak yang baik; (3) Berpaling dari makhluk yang diwujudkan dengan sikap sabar dan tawaqal; (4) Rido kepada ketentuan Allah yang diwujudkan dengan sikap qona’ah dan menerima (tafwid); (5) Kembali kepada Allah baik dikala senang maupun di waktu susah.
Sumber Ilmu Tasawuf. Ilmu tasawuf diambil dari al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw, juga dari ãtsãr assãbitah (jejak yang sudah tetap) dari umat-umat pilihan di masa lampau.
Hukum mempelajari ilmu tasawuf adalah wajib ain artinya kewajiban yang mengikat kepada setiap individu muslim, sebab setiap orang tidak akan lepas dari kekurangan-kekurangan dan kemungkinan terkenan penyakit hati kecuali para Nabi.Oleh karena itu sebagian ulama ahli ma’rifah berkata : “barang siapa yang tidak memiliki ilmu ini sedikitpun (ilmu batin), aku khawatir ia berakhir dengan su’ul khãtimah. Paling tidak seorang mukmin harus membenarkan akan ilmu ini dan menyerahkan kepada ahlinya”.
Lebih jauh Syaikh as-Syazili menyatakan : “barang siapa yang tidak mau tenggelam dalam ilmu kami ini maka ia mati dalam keadaan berdosa besar tapi ia tidak merasa kalau ia berdosa.
Masalah inti yang dibahas di dalam ilmu tasawuf adalah sifat-sifat jiwa manusia, cara-cara pensucian jiwa, dan penjelasan istilah-istilah yang khas dalam disiplin ilmu ini misalnya maqamat, taubat, zuhud, wara’, al-mahabah, fana, baqo dan yang lainnya. Demikian juga masalah ahwal seperti al-khauf wa arraja, al-uns, ar-rida, al-hub (al-mahabbah), an-Naqa dan lain lain.
Al-Kalabazi dengan mengutip pendapat Abu al_hasan Muhammad bib Ahmad al_Farisi menerangkan bahwa rukun tasawuf ada sepuluh macam. Kesepuluh rukun tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tajrid al_Tauhid (memurnikan tauhid).
2. Memahami infomasi. Maksudnya mendengar tingkah laku  bukan hanya mendengar ilmu saja.
3. Baik dalam pergaulan
4. Mengutamakan kepentingan orang banyak ketimbang kepentingan diri sendiri.
5. Meninggalkan banyak pilihan
6. Ada keseimbangan antara pemenuhan kepentingan lahir dan batin
7. Membuka jiwa terhadap intuisi (ilham1)
8. Banyak melakukan bepergian untuk mmenyaksikan alam ciptaan Tuhan sekaligus mengambil pelajaran
9. Meninggalkan iktisãb untuk menumbuhkan Tawaqal
10. Meninggalkan iddikhãr (banyak simpanan) dalam keadaan tertentu kecuali dalam rangka mencari ilmu.